Beda Fast Charging dan Super Fast Charging
Udah tahu belum apa bedanya fast charging dan super fast charging? Tidak usah bingung, yuk cari tahun informasinya di sini.
Gimana kabarnya? Semoga kita semua selalu sehat, di artikel kali ini Mimin akan berbagi pengetahuan seputar perbedaan fast charging dan super fast charging.
Di era serba cepat ini, siapa yang mau menunggu berjam-jam untuk mengisi daya smartphone. Untungnya, teknologi pengisian cepat hadir sebagai solusi.
Tapi tunggu dulu, ada dua istilah yang sering kita dengar: "fast charging" dan "super fast charging". Apa bedanya?
Memahami perbedaan keduanya termasuk penting karena dapat membantu kita memilih perangkat yang tepat dan merawat baterai agar tetap awet.
Jadi, mari kita mengenal lebih jauh kedua pengisian daya cepat ini.
Fast Charging Vs Super Fast Charging
Baik fast charging maupun super fast charging punya prinsip dasar yang sama: meningkatkan daya listrik yang masuk ke baterai.
Sederhananya, seperti mengisi ember dengan air, semakin besar selang yang digunakan, semakin cepat ember terisi penuh. Di sini, daya listrik berperan sebagai "selang" dan baterai sebagai "ember".
Namun, perbedaan utama terletak pada seberapa besar "selang" yang digunakan.
Fast charging biasanya meningkatkan daya hingga sekitar 15-18 watt, sedangkan super fast charging bisa mencapai 100 watt atau lebih.
Perbedaan daya ini ibarat mengisi ember dengan selang taman vs selang pemadam kebakaran – hasilnya tentu beda jauh!
Selain itu, fast charging dan super fast charging juga punya cara berbeda dalam mengatur aliran listrik agar pengisian tetap aman dan optimal.
Ini seperti mengatur keran air agar ember tidak meluap atau selang tidak meledak.
Kelebihan Fast Charging
Fast charging biasanya menggunakan tegangan 5V atau 9V dengan arus yang ditingkatkan hingga 2A atau lebih.
Ini memungkinkan pengisian daya jauh lebih cepat daripada pengisian standar 5V/1A yang hanya mengalirkan daya sekitar 5 watt.
Beberapa standar fast charging populer seperti Qualcomm Quick Charge, Samsung Adaptive Fast Charging, dan USB Power Delivery punya cara masing-masing dalam mengatur tegangan dan arus.
Ini seperti punya "bahasa" sendiri untuk berkomunikasi antara charger dan perangkat agar pengisian tetap aman dan efisien.
Meskipun fast charging meningkatkan daya yang masuk ke baterai, teknologi ini tetap bersahabat dengan baterai dan perangkat.
Charger dan perangkat yang mendukung fast charging dilengkapi dengan berbagai mekanisme perlindungan, seperti saklar otomatis yang memutus aliran listrik jika terjadi masalah.
Kelebihan Super Fast Charging
Super fast charging membawa pengisian daya ke level ekstrem dengan meningkatkan tegangan dan arus secara signifikan.
Beberapa teknologi super fast charging menggunakan tegangan hingga 20V atau lebih dengan arus 4A atau lebih, menghasilkan daya 100 watt atau lebih.
Ini memungkinkan pengisian baterai dari 0% hingga 50% dalam hitungan menit, seperti mengisi ember dengan selang pemadam kebakaran!
Namun, pengisian secepat kilat ini membutuhkan komponen khusus. Charger super fast charging punya sirkuit pengatur daya yang lebih rumit untuk menghasilkan daya tinggi secara stabil.
Kabel super fast charging juga harus lebih tebal dan kuat untuk mengalirkan arus tinggi tanpa masalah.
Selain itu, perangkat dengan super fast charging punya sirkuit khusus untuk mengatur arus dan tegangan yang masuk ke baterai, serta memantau suhu baterai agar tetap dingin.
Beberapa teknologi bahkan membagi baterai menjadi beberapa bagian yang diisi secara bersamaan, seperti mengisi beberapa ember kecil sekaligus agar lebih cepat penuh.
Kesimpulan
Fast charging dan super fast charging adalah dua solusi pengisian cepat yang sama-sama bermanfaat, namun punya perbedaan.
Fast charging menawarkan pengisian yang lebih cepat daripada standar dengan tetap menjaga keamanan baterai, sedangkan super fast charging memberikan kecepatan lebih tinggi dengan teknologi canggih dari komponen khusus.
Posting Komentar untuk "Beda Fast Charging dan Super Fast Charging"